Reportase
Identifikasi Masalah & Rencana Tindak Lanjut Hasil Survey Pengendalian Diabetes Melitus di Kabupaten Paser dan Kota Samarinda
Kabupaten Paser
Kabupaten Paser telah menunjukkan komitmen yang baik dalam penanganan diabetes melitus (DM) dengan mengalokasikan anggaran khusus dan melaksanakan screening rutin di puskesmas. Namun, beberapa tantangan masih menghalangi upaya ini mencapai hasil optimal. Pertama, kesadaran masyarakat akan bahaya DM masih rendah. Banyak yang menganggap DM sebagai penyakit ringan dan tidak membutuhkan perhatian serius. Hal ini menyebabkan penundaan dalam deteksi dini dan penanganan yang tepat. Kedua, keterbatasan sumber daya manusia di puskesmas menjadi kendala dalam pelaksanaan program DM. Beban kerja yang tinggi membuat petugas kesulitan untuk memberikan perhatian yang cukup pada penderita DM. Tindak lanjut terhadap kasus prediabetes masih belum optimal. Meskipun sudah ada rujukan ke Posbindu, namun belum semua pasien dengan risiko tinggi melakukan pemeriksaan lanjutan. Ketiga, koordinasi antar lembaga terkait belum berjalan optimal. Meskipun sudah ada kerjasama dengan Promkes dan organisasi profesi, kerjasama dengan BPJS Kesehatan dan OPD lain masih perlu ditingkatkan. Selain itu, masalah pada tingkat fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) juga ditemui. Masyarakat cenderung lebih memilih pemeriksaan kolesterol dan asam urat dibandingkan DM. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi yang memadai mengenai bahaya DM dan pentingnya deteksi dini. Terakhir, kendala dalam perencanaan anggaran juga menjadi hambatan. Kode rekening yang spesifik untuk DM belum optimal, sehingga kegiatan yang berkaitan dengan DM seringkali terhambat.
Kota Samarinda
Kota Samarinda telah melakukan berbagai upaya inovatif dalam penanganan DM. Kerjasama dengan berbagai pihak, seperti sekolah, OPD, dan rumah sakit, telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat. Screening massal dilakukan di berbagai tempat, termasuk tempat ibadah dan acara-acara keagamaan. Selain itu, integrasi layanan antara pemeriksaan DM dengan pemeriksaan penyakit lainnya juga dilakukan. Namun, tantangan utama yang dihadapi Kota Samarinda adalah kesadaran masyarakat yang masih rendah akan pentingnya deteksi dini DM. Banyak masyarakat yang baru mencari pertolongan medis ketika sudah mengalami gejala yang cukup parah. Selain itu, keterbatasan sumber daya manusia juga menjadi kendala. Tenaga kesehatan seringkali memiliki tugas ganda, sehingga waktu yang dialokasikan untuk program DM menjadi terbatas. Upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Samarinda antara lain: kerjasama dengan laboratorium untuk pemeriksaan penunjang, dan pemantauan pasien melalui aplikasi ASIK dan SIPTM. Puskesmas juga telah berperan aktif dalam memberikan pelayanan kepada pasien DM, termasuk penyediaan obat-obatan dan konsultasi
Reporter: Candra, MPH