<< Kembali ke Peta Provinsi

Manajemen Program Pengendalian Diabetes Melitus di Kabupaten Kutai Kartanegara

Beban Penyakit Diabetes Mellitus

Beban Penyakit Diabetes Melitus Kabupaten Kutai Kartanegara dibawah ini diukur menggunakan biaya klaim BPJS Kesehatan dari Tahun 2015-2022 dan data demografi penderita Diabetes Melitus dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2024.

Klaim BPJS Kesehatan

Dibawah ini menunjukkan berbagai jenis beban klaim penyakit diabetes melitus dan komplikasi akibat diabetes mellitus, Silahkan klik.

Point of service

Kegiatan Pencegahan di Masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara

a. Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara, sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat, telah menunjukkan komitmennya dalam pencegahan diabetes melitus. Salah satu upaya utama yang dilakukan adalah skrining untuk mendeteksi kasus prediabetes. Skrining ini dilakukan secara luas di berbagai tempat, mulai dari Puskesmas, di tingkat RT, posbindu, tempat ibadah, OPD, hingga Lapas, dan bahkan pada acara-acara tertentu. Dengan skrining ini, diharapkan kasus prediabetes dapat terdeteksi lebih awal sehingga dapat dilakukan intervensi sebelum berkembang menjadi diabetes melitus.

Selain skrining, Dinas Kesehatan juga gencar melakukan promosi kesehatan melalui edukasi. Edukasi ini dilakukan tidak hanya saat skrining, tetapi juga melalui berbagai media untuk menjangkau masyarakat luas. Materi edukasi yang disampaikan mencakup informasi tentang diabetes melitus, faktor risiko, gejala, dan yang paling penting adalah bagaimana menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah diabetes melitus. Dinas Kesehatan juga aktif memberikan informasi kepada Puskesmas mengenai pentingnya merujuk pasien diabetes melitus yang sudah mengalami komplikasi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Berbagai kegiatan telah dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan dalam upaya pencegahan diabetes melitus di masyarakat. Beberapa di antaranya adalah Skrining Kesehatan di CFD, Skrining Calon Jamaah Haji, dan Skrining HHS. Kegiatan ini dilakukan di berbagai lokasi strategis seperti Dinas Kesehatan, CFD, Lapas Wanita dan Kelas II A, serta Museum Mulawarman. Sasaran dari kegiatan ini sangat luas, mulai dari pegawai Dinas Kesehatan, masyarakat umum, hingga warga binaan pemasyarakatan. Dengan menjangkau berbagai lapisan masyarakat, diharapkan upaya pencegahan diabetes melitus dapat lebih efektif.

b. Puskesmas

Puskesmas, sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di masyarakat, memiliki peran yang sangat penting dalam pencegahan diabetes melitus. Berbagai Puskesmas di Kutai Kartanegara telah melaksanakan berbagai kegiatan pencegahan, mulai dari skrining, promosi kesehatan, hingga pencegahan komplikasi.

Puskesmas Muara Jawa, misalnya, secara aktif melakukan skrining penyakit tidak menular, termasuk pengecekan gula darah. Selain itu, Puskesmas ini juga mengadakan senam dan edukasi prolanis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya aktivitas fisik dan pola makan sehat dalam mencegah diabetes melitus. Promosi kesehatan juga dilakukan secara intensif melalui penyuluhan langsung dan media sosial. Puskesmas juga tidak lupa mempromosikan pengisian skrining BPJS yang mencakup diabetes melitus, sehingga masyarakat dapat mengetahui status kesehatannya sejak dini.

Upaya pencegahan komplikasi juga menjadi fokus utama Puskesmas Muara Jawa. Hal ini dilakukan dengan mempromosikan gaya hidup sehat seperti CERDIK (Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, Kelola stres) dan PATUH (Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, Tetap diet dengan gizi seimbang, Upayakan aktivitas fisik dengan aman, Hindari asap rokok, alkohol, dan zat karsinogenik lainnya). Berbagai kegiatan telah dilakukan seperti Posbindu PTM, Pemeriksaan Kesehatan Calon Pengawas TPS untuk Pemilu, Kegiatan Kunjungan Pemeriksaan dr. Sp. Penyakit Dalam, Edukasi Prolanis, Skrining PTM di Masyarakat, dan Pemeriksaan Kesehatan Calon Jemaah Haji.

Puskesmas lainnya seperti Puskesmas Loa Kulu, Puskesmas Muara Badak, Puskesmas Mangkurawang, dan Puskesmas Sungai Mariam juga tidak kalah aktif dalam melakukan kegiatan pencegahan diabetes melitus. Masing-masing Puskesmas memiliki program unggulan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Puskesmas Loa Kulu, misalnya, fokus pada Posbindu PTM, Puskesmas Muara Badak aktif melakukan skrining kesehatan dan kegiatan Hari Kesehatan Nasional, Puskesmas Mangkurawang melakukan skrining di berbagai tempat seperti sekolah, kantor, dan pasar, sedangkan Puskesmas Sungai Mariam aktif melakukan penyuluhan dan senam kaki diabetes melitus.

c.  Klinik

Klinik BOHC Muara Badak turut berperan aktif dalam upaya pencegahan diabetes melitus di masyarakat. Klinik ini melakukan perencanaan pengendalian diabetes melitus, penyuluhan, dan gerakan masyarakat sabtu sehat dan bugar. Selain itu, klinik ini juga aktif melakukan pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan pemeriksaan lainnya bagi pasien diabetes melitus. Edukasi senam kaki diabetes dan senam bersama juga rutin dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya aktivitas fisik dalam mencegah dan mengontrol diabetes melitus. Klinik ini juga melakukan pemantauan rutin bagi penderita yang tidak dapat berkunjung ke Puskesmas, sehingga penanganan diabetes melitus dapat dilakukan secara berkesinambungan.

d. Desa

Berbagai desa di Kutai Kartanegara juga turut aktif dalam upaya pencegahan diabetes melitus. Desa Suka Damai, misalnya, pernah melakukan pemeriksaan kesehatan gratis untuk warga, termasuk cek gula darah. Desa ini juga melakukan sosialisasi tentang diabetes melitus dan membantu penderita diabetes mendapatkan jaminan kesehatan. Upaya ini sangat penting untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, terutama bagi mereka yang kurang mampu.

Desa Loa Janan juga melakukan skrining kesehatan di dalam dan luar gedung, serta senam bersama dan tes kebugaran bagi staf. Desa Sidomukti melakukan berbagai kegiatan seperti Posyandu Remaja, Posbindu Enggang, Posbindu Karakalo, Posyandu Lansia Jampang, dan penyuluhan kesehatan tentang diabetes melitus. Desa Jembayan Dalam melakukan pemantauan dan evaluasi pengendalian diabetes melitus, penyuluhan kesehatan, dan kampanye gaya hidup sehat. Semua kegiatan ini menunjukkan bahwa desa-desa di Kutai Kartanegara memiliki komitmen yang tinggi dalam mencegah diabetes melitus dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

e. Perusahaan

Perusahaan-perusahaan di Kutai Kartanegara juga tidak tinggal diam dalam upaya pencegahan diabetes melitus. PT United Tractors Tbk, misalnya, melakukan pemeriksaan rutin kesehatan seluruh karyawan dan mewajibkan pemeriksaan lebih lanjut jika ditemukan hasil yang tidak normal. Perusahaan ini juga memiliki program UT Fresh yang mengajak karyawan untuk menerapkan pola hidup sehat dan menyediakan sarana komunikasi untuk berkonsultasi dengan dokter. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan peduli terhadap kesehatan karyawannya dan berupaya menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

PT. Pamapersada Site Baya melakukan sosialisasi bahaya dan pengendalian diabetes melitus melalui kegiatan induksi karyawan, health talk, podcast, dan sosialisasi. Perusahaan ini juga aktif melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin dan menyediakan fasilitas pengobatan bagi karyawan yang membutuhkan. Dengan adanya kegiatan pencegahan di lingkungan perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran karyawan akan pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah diabetes melitus.

Kegiatan di Layanan Primer Kabupaten Kutai Kartanegara

a. Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara berperan penting dalam pelayanan primer terkait diabetes melitus. Dinas Kesehatan berkolaborasi dengan PERSADIA dalam merencanakan dan melaksanakan program pengendalian diabetes melitus. Selain itu, Dinas Kesehatan juga berperan dalam melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program pengendalian diabetes melitus di tingkat Puskesmas dan klinik.

b. Puskesmas

Puskesmas merupakan garda terdepan dalam pelayanan primer diabetes melitus. Berbagai Puskesmas di Kutai Kartanegara telah melaksanakan berbagai kegiatan pelayanan primer, seperti:

  1. Skrining diabetes melitus: Puskesmas secara rutin melakukan skrining diabetes melitus melalui kegiatan Posbindu PTM, pemeriksaan kesehatan, dan kegiatan lainnya. Skrining ini bertujuan untuk mendeteksi dini kasus diabetes melitus dan faktor risiko yang dapat menyebabkan diabetes melitus.
  2. Promosi kesehatan: Puskesmas aktif melakukan promosi kesehatan mengenai diabetes melitus melalui penyuluhan, edukasi, dan media sosial. Promosi kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang diabetes melitus, faktor risiko, pencegahan, dan pentingnya deteksi dini.
  3. Penanganan diabetes melitus: Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan bagi penderita diabetes melitus, termasuk pemeriksaan rutin, pengobatan, dan edukasi tentang pengelolaan diabetes melitus. Puskesmas juga melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kondisi pasien diabetes melitus secara berkala.
  4. Pencegahan komplikasi: Puskesmas memberikan edukasi dan konseling kepada penderita diabetes melitus tentang cara mencegah komplikasi, seperti menjaga pola makan sehat, melakukan aktivitas fisik secara teratur, dan mengontrol kadar gula darah.
  5. Penanganan komplikasi: Puskesmas memberikan pelayanan kesehatan bagi penderita diabetes melitus yang sudah mengalami komplikasi, seperti perawatan luka, pengobatan, dan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi jika diperlukan.

c. Klinik

Klinik BOHC Muara Badak juga berperan dalam pelayanan primer diabetes melitus. Klinik ini melakukan pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan pemeriksaan lainnya bagi pasien diabetes melitus. Selain itu, klinik ini juga memberikan edukasi tentang pengelolaan diabetes melitus, seperti pola makan sehat, aktivitas fisik, dan pengobatan. Klinik ini juga melakukan pemantauan rutin bagi penderita diabetes melitus untuk mencegah komplikasi.

Kegiatan di Layanan Sekunder Kabupaten Kutai Kartanegara

Rujukan sekunder melibatkan pelayanan kesehatan yang lebih khusus daripada pelayanan kesehatan primer. Biasanya, pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan yang memiliki peralatan dan tenaga medis yang lebih lengkap.

  1. Puskesmas Muara Jawa: Puskesmas ini secara aktif merujuk pasien diabetes melitus yang sudah mengalami komplikasi ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Selain itu, Puskesmas juga memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya melakukan pemeriksaan rutin dan mematuhi rencana pengobatan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
  2. Puskesmas Loa Kulu: Puskesmas ini melakukan rujukan untuk pemeriksaan HbA1c setiap 6 bulan sekali. Pemeriksaan ini penting untuk memantau kadar gula darah rata-rata pasien selama 2-3 bulan terakhir dan mengevaluasi efektivitas pengobatan.
  3. Puskesmas Sungai Mariam: Puskesmas ini aktif merujuk pasien diabetes melitus yang memerlukan penanganan lebih lanjut ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi. Selain itu, Puskesmas juga memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang cara merawat luka dan memberikan pengobatan secara teratur.
  4. Puskesmas Loa Janan: Puskesmas ini melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut jika diperlukan. Puskesmas juga aktif memberikan edukasi kepada pasien tentang perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan, seperti perubahan pola makan, aktivitas fisik, dan pengelolaan stres.
  5. Puskesmas Mangkurawang: Puskesmas ini melakukan pemeriksaan laboratorium dan rujukan ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut. Puskesmas juga menghimbau masyarakat yang berisiko untuk rutin memeriksakan diri setiap bulannya.

Kegiatan di Layanan Tersier Kabupaten Kutai Kartanegara

Rujukan tersier melibatkan pelayanan kesehatan yang sangat khusus dan kompleks, biasanya dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas dan tenaga medis yang sangat lengkap.

  1. Puskesmas Muara Jawa: Puskesmas ini merujuk pasien diabetes melitus yang sudah mengalami komplikasi ke fasilitas kesehatan tersier untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
  2. Puskesmas Loa Kulu: Puskesmas ini merujuk pasien untuk pemeriksaan HbA1c dan penanganan komplikasi lebih lanjut ke rumah sakit.
  3. Puskesmas Sungai Mariam: Puskesmas ini merujuk pasien diabetes melitus yang memerlukan perawatan lebih lanjut ke fasilitas kesehatan tersier.
  4. Puskesmas Loa Janan: Puskesmas ini merujuk pasien ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut jika diperlukan penanganan yang lebih kompleks.
  5. Puskesmas Mangkurawang: Puskesmas ini merujuk pasien ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
  6. PT. Pamapersada Site Baya: Perusahaan ini melakukan follow up ke dokter spesialis terkait kondisi karyawan yang memiliki risiko diabetes melitus.

Sistem Pendukung:

Dukungan Pembiayaan Kabupaten Kutai Kartanegara

● Dinas Kesehatan

Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara mendanai kegiatan pencegahan diabetes melitus menggunakan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Kegiatan ini mencakup skrining kesehatan di berbagai lokasi, termasuk CFD, Lapas, dan acara khusus seperti calon jamaah haji dan HHS. Sumber dana APBD ini digunakan untuk membiayai operasional kegiatan, termasuk penyediaan alat skrining, bahan edukasi, dan mungkin juga insentif bagi petugas kesehatan yang terlibat.

● Puskesmas

Puskesmas di Kutai Kartanegara menggunakan beragam sumber pendanaan untuk kegiatan pencegahan diabetes melitus. BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dan APBD digunakan untuk membiayai kegiatan Posbindu PTM, pemeriksaan kesehatan calon pengawas TPS, kunjungan dokter spesialis penyakit dalam, edukasi prolanis, skrining PTM di masyarakat, dan pemeriksaan kesehatan calon jamaah haji. Dana BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) digunakan untuk membiayai kegiatan Posbindu Sehat Jaya, Posbindu Merak, Posbindu Bulan Purnama, Posyandu Bukit Raya, Posbindu Beringin Agung, Posbindu Kampung Lama, dan Posbindu Tanjung Harapan. Selain itu, Puskesmas juga memanfaatkan pembiayaan dari BPJS Kesehatan untuk kegiatan prolanis, pemeriksaan HbA1c, skrining, penyuluhan/edukasi, dan pembagian leaflet tentang diabetes melitus.

● Klinik

Klinik BOHC Muara Badak menggunakan dana CRS (Corporate Social Responsibility) dari perusahaan untuk membiayai kegiatan pencegahan diabetes melitus. Dana ini digunakan untuk kegiatan senam sehat, skrining pemeriksaan gula darah, dan mungkin juga untuk penyediaan obat-obatan bagi pasien diabetes melitus.

● Desa

Desa-desa di Kutai Kartanegara menggunakan dana ADD (Alokasi Dana Desa) dan APBDes (Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa) untuk kegiatan pencegahan diabetes melitus. Dana ADD digunakan untuk membiayai kegiatan Posbindu, Posyandu Lansia, dan mungkin juga untuk pengadaan alat pemeriksaan gula darah sederhana. Dana APBDes digunakan untuk membiayai sosialisasi kesehatan, penyuluhan, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan pencegahan diabetes melitus.

● Perusahaan

Perusahaan-perusahaan di Kutai Kartanegara mendanai kegiatan pencegahan diabetes melitus melalui anggaran perusahaan. PT United Tractors Tbk, misalnya, menggunakan anggaran perusahaan untuk membiayai kegiatan EHS Talk & Senam, UT Fresh, Kampanye Kesehatan, Medical Check Up, dan Monitoring Temuan MCU. PT. Pamapersada Site Baya juga menggunakan anggaran perusahaan untuk membiayai sosialisasi penyakit kritis dan kronis, serta kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pencegahan diabetes melitus.

Dukungan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara

Sumber daya manusia yang terlibat dalam kegiatan pencegahan diabetes melitus di Kutai Kartanegara sangat beragam, meliputi:

  • Dinas Kesehatan: Pegawai Dinas Kesehatan, yang bekerja sama dengan PERSADIA, menjadi ujung tombak dalam perencanaan dan pelaksanaan program skrining dan promosi kesehatan.
  • Puskesmas: Tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, ahli gizi, dan pengelola program PTM di Puskesmas bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan pencegahan di tingkat masyarakat, termasuk skrining, penyuluhan, edukasi, dan pemantauan pasien.
  • Klinik: Tenaga kesehatan di klinik, seperti dokter dan perawat, berperan dalam perencanaan, penyuluhan, dan pelaksanaan kegiatan pencegahan seperti senam diabetes dan pemeriksaan rutin.
  • Desa: Kader kesehatan desa, bidan desa, dan perawat desa menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan di tingkat desa, seperti Posbindu PTM, Posyandu, dan penyuluhan kesehatan.
  • Perusahaan: Tenaga kesehatan di perusahaan, seperti dokter dan perawat, bertanggung jawab atas pemeriksaan kesehatan karyawan, pemantauan kondisi kesehatan, dan pelaksanaan program kesehatan seperti UT Fresh di PT United Tractors Tbk.

Dukungan Sistem Informasi dan Teknologi Kabupaten Kutai Kartanegara

Sistem informasi yang digunakan dalam kegiatan pencegahan diabetes melitus di Kutai Kartanegara meliputi:

  • ASIK (Aplikasi Sehat Indonesiaku) PTM: Sistem ini digunakan oleh Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuk mencatat dan memantau data pasien diabetes melitus, serta mengevaluasi efektivitas program pencegahan.
  • SIPTM (Sistem Informasi Penyakit Tidak Menular): Sistem ini digunakan oleh Puskesmas untuk melaporkan data penyakit tidak menular, termasuk diabetes melitus.
  • Aplikasi lainnya: Beberapa instansi seperti PT United Tractors Tbk juga menggunakan pencatatan internal untuk memantau kondisi kesehatan karyawan dan efektivitas program kesehatan perusahaan.

Dukungan Obat dan Logistik Kabupaten Kutai Kartanegara

Skrining diabetes melitus rutin dilakukan oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan klinik dengan menggunakan alat pemeriksaan gula darah, strip penguji, dan reagensia laboratorium jika diperlukan. Selain itu, Puskesmas dan klinik juga menyediakan obat-obatan sesuai kebutuhan pasien, seperti metformin, sulfonilurea, dan insulin. Perawatan luka dengan perban, salep antibiotik, dan obat antiseptik juga tersedia di beberapa fasilitas kesehatan tersebut.

Edukasi dan promosi kesehatan mengenai diabetes melitus gencar dilakukan oleh berbagai instansi dengan menggunakan brosur, leaflet, poster, dan alat peraga. Pengadaan BMHP (Bahan Medis Habis Pakai) seperti jarum suntik, alkohol, dan kapas juga disebutkan untuk mendukung skrining dan pengendalian diabetes melitus.

Silakan klik pada gambar untuk melihat Situasi Penanganan Diabetes Melitus menggunakan Pendekatan Tranformasi Kesehatan

Untuk mengurangi beban penyakit diabetes melitus di Kutai Kartanegara, ada berbagai hal penting yang dibahas dalam situasi saat ini antara lain:

a. Perencanaan Bersama Terkait Diabetes Melitus 

Tidak semua instansi melakukan perencanaan bersama terkait pengendalian Diabetes Melitus (DM). Instansi seperti Dinas Kesehatan, Puskesmas Muara Jawa, Puskesmas Kahala, Puskesmas Samboja, PT United Tractors Tbk, Puskesmas Muara Muntai, dan Klinik BOHC Muara Badak telah melakukan perencanaan bersama dengan berbagai lembaga atau instansi lain. Namun, beberapa instansi seperti Pemerintahan Desa, Puskesmas Jambruk, dan PT. Pamapersada Site Baya belum melakukan perencanaan bersama. Alasan ketidakadaan perencanaan bersama ini beragam, mulai dari belum adanya informasi terkait lembaga penyelenggara hingga fokus instansi yang bukan pada bidang kesehatan.

b. Anggaran Khusus untuk Pengendalian Diabetes Melitus  

Sebagian besar instansi memiliki anggaran khusus untuk pengendalian DM. Anggaran ini bersumber dari APBD, BOK, BLUD, ADD Desa, atau CSR. Instansi seperti Dinas Kesehatan, Puskesmas Muara Jawa, Puskesmas Kahala, Puskesmas Samboja, Puskesmas Badak Baru, Puskesmas Muara Badak, Puskesmas Mangkurawang, PT United Tractors Tbk, dan PT. Pamapersada Site Baya memiliki anggaran khusus ini. Namun, ada juga instansi yang belum memiliki anggaran khusus, seperti Pemerintahan Desa dan Puskesmas Jambruk. Alasan belum adanya anggaran ini adalah karena belum adanya pencanangan program khusus mengenai pengendalian DM.

c. Kegiatan Gerakan Sosial untuk Pengendalian Diabetes Melitus 

Banyak instansi yang telah melaksanakan kegiatan gerakan sosial dalam pengendalian DM. Kegiatan ini bervariasi, mulai dari skrining kesehatan, senam bersama, edukasi, hingga promosi kesehatan melalui media sosial. Instansi seperti Dinas Kesehatan, Puskesmas Muara Jawa, Puskesmas Kahala, Puskesmas Samboja, Puskesmas Badak Baru, Puskesmas Muara Badak, Puskesmas Mangkurawang, PT United Tractors Tbk, dan Klinik BOHC Muara Badak memiliki kegiatan gerakan sosial ini. Namun, beberapa instansi seperti Pemerintahan Desa dan Puskesmas Jambruk belum memiliki kegiatan gerakan sosial khusus untuk DM.

d. Pemimpin Gerakan Sosial dalam Pengendalian Diabetes Melitus 

Terdapat beberapa instansi yang memiliki pemimpin gerakan sosial dalam pengendalian DM. Pemimpin ini umumnya berasal dari bidang kesehatan atau program PTM. Instansi seperti Dinas Kesehatan, Puskesmas Muara Jawa, Puskesmas Kahala, Puskesmas Samboja, Puskesmas Badak Baru, Puskesmas Muara Badak, Puskesmas Mangkurawang, PT United Tractors Tbk, dan Klinik BOHC Muara Badak memiliki pemimpin gerakan sosial ini. Namun, ada juga instansi yang belum memiliki pemimpin gerakan sosial khusus untuk DM, seperti Pemerintahan Desa dan Puskesmas Jambruk.

e. Tantangan pencatatan dan pelaporan menggunakan aplikasi

Salah satu hambatan terkait dengan pelaporan melalui sistem informasi adalah masalah jaringan internet yang tidak merata di semua tempat, khusunya di beberapa wilayah puskesmas yang jauh dari pusat kota. Sementara, ASIK dan SIPTM belum juga mendukung portabilitas data dan layanan. Jika ada warga dari daerah lain terdeksi tidak bisa ditrack atau mendapatkan layanan di wilayah puskesmas di mana ia berpindah atau pun sebaliknya

 

f. Penduduk yang terdeksi pre-diabet hanya mendapat saran dan promkes dari petugas

Untuk prediabet, intervensi masih sebatas promosi kesehatan. Puskesmas kesulitan mengontrol pasien untuk tindak lanjut dan hanya fokus pada skrining, serta tidak dapat melakukan tracking ketika merekomendasikan pasien ke fasilitas kesehatan lanjutan.

Akan dibahas di bulan Oktober 2024

dalam pengembangan


Penulis : Candra, SKM, MPH
Arahan : Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD
PJ Dinas Kesehatan Kab. Kutai Kartanegara : Sri Suharsi
Pengembangan website : Lilik Haryanto
Silakan Berdiskusi pada Kolom di bawah
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x