Program Penanganan Diabetes Melitus di Provinsi Kalimantan Timur
dengan Pendekatan Transformasi Kesehatan 2024
Reportase
Penyusunan Website Pengendalian DM di Kalimantan Timur
22 Juli 2024
Klik: https://kaltimprov.diabetes-indonesia.net/
Pertemuan Program Penanganan Diabetes Melitus (DM) di Provinsi Kalimantan Timur dengan Pendekatan Transformasi Kesehatan dilaksanakan secara hybrid pada Senin, 22 Juli 2024. Pertemuan ini membahas pembentukan situs website https://kaltimprov.diabetes-indonesia.net/ untuk pengendalian DM dan penggunaan pendekatan berbasis bukti dalam mengatasi masalah ini. Materi pertama dipaparkan oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD membahas beban penyakit DM, situasi kegiatan pada 2024, serta rencana kegiatan hingga Oktober 2024 dan 2025. Selain itu, Candra, MPH selaku tim pendamping Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur memaparkan hasil survei program DM di 10 kabupaten/ Kota di Kalimantan Timur.
Pembahas pada pertemuan ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk dr Esti Widiastuti, M.Sc.PH Katimkes Penyakit DM dan Gangguan Metabolik, Direktorat P2PTM Kemenkes, Pak Dr. dr Mahlil Ruby, M.Kes selaku Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Risiko, BPJS Kesehatan, dan Dr.dr.H Jaya Mualimin, Sp.Kj, M.Kes, MARS selaku Kadinkes Provinsi Kalimantan Timur. Esti menekankan pentingnya pengendalian DM dan mencapai target SDGs 2030, serta perlunya penguatan pelayanan kesehatan, sosialisasi, dan edukasi terkait DM. Mahlil menegaskan perlunya meningkatkan pemahaman masyarakat tentang DM dan mendorong peran lintas sektor dalam penanganannya. Jaya membahas pentingnya keselarasan antara rencana strategis provinsi dan indikator kinerja dalam program transformasi kesehatan.
Laksono menekankan pendekatan rumah transformasi untuk menggambarkan kondisi DM di Kalimantan Timur dan memastikan penanganan yang tepat. Laksono juga menyoroti peran BPJS dalam mendukung upaya pengendalian DM. dr. dr. Ika Gladies Syaferani selaku Kepala Seksi PTM Dinkes Kaltim membahas kegiatan manajerial di tingkat kabupaten/kota, sinkronisasi data, dan tantangan dalam pengelolaan pra-diabetes.
Pertemuan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari BPOM Samarinda, Dinkes Berau, Dinkes Kutai Timur, Dinkes Bontang, Dinkes Samarinda, Dinkes PPU, dan Dinkes Paser yang berbagi pandangan dan pengalaman terkait pengendalian DM di wilayah masing-masing. Pendekatan rumah transformasi untuk menggambarkan kondisi DM dianggap cocok untuk dilaksanakan di daerah dalam upaya memahami anggaran, screening, ketersediaan obat, edukasi, serta tantangan dalam koordinasi lintas sektor dan pemahaman masyarakat tentang pra-diabetes, Diabetes Melitus serta Komplikasi akibat DM.
Reportase: Candra, MPH dan Agus Salim, MPH