Reportase Pertemuan Kalimantan Timur
Identifikasi Permasalahan Diabetes Melitus di Kabupaten Berau dan Kabupaten Penajem Paser Utara
15 Agustus 2024
PKMK. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menelusuri masalah-masalah dalam penanganan diabetes melitus (DM) di setiap kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Faisal Mansur, MPH dan Candra, MPH dari tim PKMK bertindak sebagai narasumber dan moderator dalam diskusi ini. Diskusi awal mencakup penyebaran tautan survei serta eksplorasi lebih lanjut terhadap program-program puskesmas dan dinas kesehatan yang sedang berjalan. Kegiatan dilaksanakan secara daring pada Kamis (15/8/2024).
Di Kabupaten Berau, Puskesmas bekerja sama dengan promkes untuk menerapkan program kesehatan sesuai kondisi kabupaten, bahan-bahan edukasi tidak langsung mengikuti pedoman dari Kemenkes, namun tim puskesmas telah terampil dalam membuat desain leaflet sendiri, meskipun respons masyarakat masih kurang. Sosialisasi oleh puskesmas dan dinas kesehatan, termasuk mengundang ibu-ibu PKK dan OPD, kegiatan ini berjalan aktif, namun minat masyarakat masih rendah. Di daerah terpencil, dimana banyak warga bekerja di ladang, jadwal kunjungan puskesmas harus disesuaikan dengan aktivitas masyarakat. Dukungan perusahaan terhadap program kesehatan masih minim; meski perusahaan diwajibkan menyediakan layanan kesehatan, beberapa tidak memberikan data hasil MCU kepada puskesmas. Perusahaan jarang terlibat dalam BMHP. Layanan terintegrasi di daerah terpencil melibatkan kesmas dan P2P dengan anggaran khusus dari puskesmas, dan data bisa saling dibagikan antara keduanya. Untuk menangani pre-DM, puskesmas melakukan kunjungan, mendiskusikan alur tindak lanjut di posbindu PTM melalui edukasi, pemberian leaflet, dan anjuran untuk kontrol lanjutan, sehingga masyarakat memahami kadar gula darah mereka.
Di Kabupaten Penajam Paser Utara, masyarakat di kota, lebih banyak orang yang menjalani screening, sementara di desa-desa yang jauh masih ada beberapa tempat yang sulit diakses, meski tidak terlalu signifikan, hanya terkait waktu kerja dan kunjungan petugas puskesmas untuk menentukan waktu layanan yang tepat. Perusahaan lebih banyak menyediakan tempat untuk screening DM, sedangkan Dinkes menyediakan alat dan tenaga medis. Perusahaan juga pernah mengadakan event terkait PTM dan menyambut Dinkes dengan menurunkan nakes untuk membantu pelaksanaan event hipertensi, bahkan menyediakan suvenir. Di masa depan, perusahaan kemungkinan akan mendukung event besar jika diadakan. Tahun ini baru ada satu event besar yang melibatkan CSR perusahaan terkait hipertensi. Sama halnya yang terjadi di Kabupaten Berau, petugas turun ke daerah terpencil bersama-sama, dan mereka bisa saling bertukar data jika diperlukan. Dalam menangani pre-DM, puskesmas melakukan screening dan memberikan edukasi tentang gaya hidup serta informasi mengenai pemeriksaan lanjutan. Penerapan aktivitas fisik sehari-hari dapat menurunkan gula darah. Namun, sering kali terjadi miss karena penderita pre-DM tidak rutin melakukan pemeriksaan, sehingga hasil penurunan atau kenaikan gula darah dari edukasi tidak terlihat dengan jelas.
Dinas Kesehatan Provinsi menyampaikan tim dari PKMK UGM telah mengidentifikasi beberapa masalah, meskipun saat ini pencatatan dan pelaporan masih menggunakan dari Kemenkes, namun ke depannya kita bisa memaksimalkan aplikasi ASIK. Bila ada penduduk yang belum memliki NIK, langkah selanjutnya akan diberikan kode unik yang akan dimasukkan ke dalam aplikasi ASIK. Semoga hasil kegiatan hari ini bisa menjadi bahan masukan untuk merekomendasikan perbaikan pengendalian DM di masing-masing kabupaten/kota, khususnya di Provinsi Kalimantan Timur.
Reporter: Agus Salim, MPH (Tim Pendamping DM – PKMK UGM)