Reportase
Identifikasi Masalah & Rencana Tindak Lanjut Hasil Survey Pengendalian DM di Kabupaten Mahakam Ulu dan Kota Balikpapan
Kota Balikpapan telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam pengendalian diabetes melitus. Tingginya minat masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan telah memicu peningkatan permintaan layanan skrining. Meskipun demikian, keterbatasan sumber daya manusia di Dinas Kesehatan menjadi tantangan tersendiri. Menyadari hal ini, Dinas Kesehatan berencana untuk lebih fokus pada intervensi terhadap kelompok prediabetes pada 2025.
Kabupaten Mahakam Ulu menghadapi kendala yang berbeda dalam upaya pengendalian diabetes melitus. Keterbatasan anggaran dan belum adanya kerjasama dengan BPJS Kesehatan menjadi hambatan utama. Selain itu, sosialisasi program terkait diabetes melitus masih kurang optimal, baik di tingkat Puskesmas maupun Dinas Kesehatan. Meskipun telah memiliki cakupan kesehatan universal, sumber pendanaan untuk program diabetes melitus masih belum jelas dan pemanfaatan dana BPJS Kesehatan juga belum maksimal.
Upaya skrining dan deteksi dini diabetes melitus di Kabupaten Mahakam Ulu telah dilakukan secara rutin, baik di Puskesmas maupun melalui kegiatan posbindu. Namun, keterbatasan logistik, seperti stik gula darah dan ketersediaan insulin, menjadi kendala dalam penanganan pasien diabetes melitus. Selain itu, sulitnya mengakses fasilitas kesehatan yang lebih lengkap untuk rujukan pasien dengan komplikasi diabetes juga menjadi masalah.
Tantangan geografis juga turut memperumit upaya pengendalian diabetes melitus di Kabupaten Mahakam Ulu. Luasnya wilayah dan terbatasnya akses transportasi menjadi kendala dalam melakukan skrining ke masyarakat di daerah terpencil. Meskipun demikian, upaya pencegahan melalui penyuluhan terus dilakukan. Namun, peningkatan kasus diabetes melitus yang signifikan, terutama disebabkan oleh faktor budaya, menjadi perhatian serius.
Sistem pencatatan dan pelaporan data terkait diabetes melitus di Kabupaten Mahakam Ulu juga perlu ditingkatkan. Perbedaan antara data yang tercatat dalam sistem ASIK dengan data realita di lapangan menunjukkan adanya kendala dalam pengelolaan data. Selain itu, kurangnya pemahaman petugas Puskesmas terhadap prosedur tatalaksana diabetes melitus, baik untuk kasus prediabetes maupun diabetes melitus, juga menjadi faktor yang menghambat keberhasilan program.
Reportase: Candra, MPH