Reportase Analisis Situasi Penyakit Diabetes Melitus di Kota Balikpapan Sesi 2 & 3
Reportase
Analisis Situasi Penyakit Diabetes Melitus di Kota Balikpapan
(Fase Konsolidasi Perencanaan)
4 Februari 2023
Sesi 2-3:
Diskusi Pengelola Program di Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan Organisasi Masyarakat yang Menggalakkan Pencegahan DM, dan Pendalaman dengan Stakeholder
Penanganan DM dilakukan dimulai dari hulu hingga hilir. Kegiatan penanganan DM di tingkat hulu dilakukan dengan menggerakkan berbagai sektor terkait untuk memberikan edukasi dan promosi terkait penggunaan gula di masyarakat seperti pelaku Industri rumah tangga memasang label nilai gizi pada kemasan katering misal warna merah untuk kemasan yang gulanya tinggi, kuning less sugar, dan hijau bebas gula.
Pada layanan primer, Puskesmas melaksanakan kegiatan screening pemeriksaan gula darah untuk usia 15-59 tahun, screening untuk mencapai prolanis dari BPJS. Jika hasil pemeriksaan diatas gula standar maka akan mendapatkan SMS dan WA blasting tentang apa yang perlu dilakukan untuk menangani kondisinya. Namun yang menjadi kendala, belum ada data untuk kelompok pre diabetes melitus di fasilitas kesehatan dan masih minim intervensi pada kelompok pre diabetes melitus. Untuk itu perlu penguatan literasi kesehatan terkait diabetes melitus pada kelompok pre diabetes melitus. Kegiatan ini dapat dianggarkan melalui berbagai anggaran BOK program yang ada pada bidang dan program di puskesmas maupun dinas kesehatan.
BPJS Kesehatan juga telah melakukan screening pada peserta program JKN melalui Mobile JKN. Mobile JKN memiliki menu skrining riwayat kesehatan dengan mengajukan 40 pertanyaan terkait riwayat kesehatannya dan keluhan atau apa yang dialami selama ini. Hasil screening akan menentukan apakah peserta masuk kategori DM dengan risiko rendah atau DM dengan risiko berat. Dari hasil screening ini, peserta dapat melakukan konsultasi ke FKTP untuk dilakukan pemeriksaan, penegakan diagnosa menggunakan dana kapitasi yang dibayarkan setiap bulan oleh BPJS kesehatan. Jika pasien menjadi penderita DM, ada pemeriksaan HbA1c kemudian setiap bulan bisa diperiksa gula darah puasa, gula darah 2 jam prostadial yang dapat diklaim dengan Non Kapitasi.
Pada layanan rujukan, penderita DM di rumah sakit tidak hanya ditangani oleh satu dokter spesialis. Penanganan penderita DM biasanya dikonsultasikan ke dokter spesialis bedah, urologi, ke kebidanan. Kegiatan lanjutannya adalah edukasi supaya pasien rutin melakukan diet dan olahraga serta mengatur berat badannya. Meski telah ada program home care yang dilaksanakan oleh rumah sakit, namun pasien-pasien DM yang telah pulang dari rumah sakit tidak mendapatkan follow up untuk tindakan lanjutan pasca mendapatkan layanan DM. Hal ini terjadi juga pada FKTP seperti pasien rujuk balik. Tidak anggaran untuk kegiatan home visit untuk pasien rujuk balik DM.
Reporter: Tim Konsultan Manajemen PKMK UGM