Reportase
Pendampingan Manajemen Pengendalian Diabetes Melitus
di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2024
Pendampingan Manajemen Pengendalian Diabetes Melitus di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2024 dibuka langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, Dr. dr. H Jaya Mualimin, Sp.Kj, M.Kes, MARS. Jaya menyampaikan pendampingan ini akan menghasilkan kebijakan pengendalian Diabetes Melitus di tingkat Provinsi Kalimantan Timur dan akan dilaksanakan di tingkat Kabupaten/Kota.
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., PhD selaku narasumber memulai paparanĀ dengan mengenalkan website https://kaltimprov.diabetes-indonesia.net/. Website ini memuat beberapa informasi 1) Tren Klaim BPJS dan Program Pengembangan Penanggulangan Diabetes Melitus (DM) di Kalimantan Timur dan hasil sementara; 2) Hasil sementara di setiap Kabupaten/Kota yang dapat dilihat dengan klik peta kabupaten/kota; dan 3) Kegiatan pembelajaran Workshop Perencanaan Program Kesehatan: Kasus Pengendalian Diabetes Melitus.
Lebih lanjut dalam pembelajaran Workshop Perencanaan Program Kesehatan: Kasus Pengendalian Diabetes Melitus yang dilaksanakan pada 26-27 Juni 2024 di Swiss Belhotel Balikpapan dengan menghadirkan perwakilan dari Dinas Kesehatan 10 Kota/Kabupaten di Kalimantan Timur, BPJS Kantor Cabang Balikpapan, serta BPJS Kesehatan Divisi Regional VIII, juga dari beberapa daerah di luar Kalimantan Timur. Laksono menyampaikan pendekatan sistem adalah kerangka kerja komprehensif dalam program kesehatan yang melibatkan identifikasi dan analisis berbagai komponen untuk mengatasi masalah kesehatan secara holistik. Dalam konteks Diabetes Melitus (DM), data klaim BPJS digunakan untuk melihat dampak beban penyakit dan finansial, sementara pembiaran mengacu pada tindakan tidak melakukan intervensi terhadap masalah kesehatan yang sudah teridentifikasi. Manajemen program kesehatan dapat diperbaiki dengan perencanaan, penganggaran, dan pemantauan yang tepat.
Kebijakan inovatif terkait DM bertujuan mengurangi prevalensi dan dampaknya, dengan dampak kebijakan dapat diukur melalui indikator seperti besaran klaim INA-CBG. Pendekatan “End to End” melibatkan semua pihak terkait dalam program DM, mulai dari pencegahan hingga penanganan komplikasi. Sasaran program meliputi masyarakat sehat, pre-DM, penderita DM, dan penderita DM dengan komplikasi, dengan service point berupa fasilitas kesehatan yang menyediakan layanan terkait DM dari hulu ke hilir. Sistem pendukung meliputi SDM, obat, alat kesehatan, sistem informasi, dan pendanaan.
Prinsip transformasi kesehatan diterapkan dalam program DM dengan mengadopsi pendekatan inovatif dan terintegrasi, melibatkan Dinas Kesehatan dalam perencanaan program, dan mendorong koordinasi dalam program kesehatan masyarakat. Jaringan dan gerakan sosial berperan penting dalam pengendalian DM, dengan pemimpin formal dan informal memiliki peran masing-masing. Perencanaan program bersama antar pihak dapat meningkatkan efektivitas pengendalian DM, dan laporan tahunan tentang pencegahan dan pengendalian DM bermanfaat untuk mendokumentasikan kemajuan dan tantangan, serta menjadi bahan evaluasi dan perencanaan.
Reporter: Candra, MPH (Divisi Public Health, PKMK UGM)